Trip to Batu-Malang: Living life as Farmer
Travelling
(noun): the activity of
making journeys
Traveling, the activity of making journeys.
Tapi tujuan orang untuk
jalan-jalan pasti berbeda.
Ada yang melepas penat, senang mengunjungi tempat baru, mempelajari hal baru,
atau sekadar mempercantik feeds instagram (haha,kidding).
Buat aku,
travelling adalah kegiatan dimana aku bisa mengenal diri sendiri, keluar dari zona nyaman, dan
mempelajari hal baru dari setiap tempat yang aku kunjungi. Apa aku bisa adaptasi dengan tempat baru?
Kenal dengan orang asing? Sampai tujuan dengan selamat? Bertahan sampai
waktunya pulang?
Bulan
Agustus lalu untuk pertama kalinya aku travelling ke Kota Batu dan Malang, dan sendirian! Naik
kereta api kelas ekonomi hahaha. Agak khawatir sih tapi selama kita bisa jaga
diri, pasti aman-aman aja.
Perjalanan kali ini bukan cuma buat senang-senang, tapi aku
mau belajar. Kali ini aku jadi exchange participant untuk
kegiatan Exchange Program National dari Unit Kegiatan Mahasiswa Internasional
yang ada di Indonesia.
Kegiatan ini adalah kegiatan magang di Balai/Perusahaan yang bergerak di bidang
pertanian. Tempat yang aku pilih yaitu CV Arjuna Flora, Mitra Gabungan
Kelompok Tani dengan komoditas utama yaitu bunga potong dan tanaman ornamen. Selama lebih kurang dua minggu aku tinggal di kota Batu untuk mengikuti kegiatan magang ini.
Untuk
persiapannya, semua pembayaran dari transfer admission fee, sampai booking tiket kereta api, aku pakai fitur
Send It di aplikasi Jenius. Selain lebih praktis tanpa harus ke ATM dulu, enaknya lagi transfer menggunakan rekening
Jenius ke bank lain free admistration fee!
Bertani
Di sini aku
belajar bagaimana petani menanam dan membudidayakan bunga, tanaman ornamen,
yang selama ini cuma bisa aku lihat di toko bunga atau di acara pesta, di sini
aku jadi tahu dari proses tanam, perawatan, pemanenan hingga tahap pengemasan. Selain
itu aku juga bisa kenalan dengan petani di sana, dengar mereka curhat selama
jadi petani, suka dukanya, dan tips merawat dan memperlakukan tanaman. Oh iya,
petaninya juga ngajarin aku bahasa Jawa haha seru! Tapi yang masih keinget
sekarang cuma “nggeh, sampun buk” (iya, sudah bu). Banyak banget yang aku pelajari dari kegiatan bertani di sini, yang paling berkesan sih aku harus memanen apel dan memetik langsung dari pohonnya. Awalnya takut buat naik, tapi bahagianya bisa ambil apel sendiri dan kita boleh makan apel yang kita petik.
Pertama kali 'manjat' buat ambil apel |
Selain itu aku banyak tahu tentang nama-nama bunga yang selama ini cuma bisa kita lihat di toko bunga atau di bouquet bunga. Tidak hanya menanam tanaman lokal Indonesia, aku juga belajar nenanam dan memanen bunga yang asalnya bukan dari Indonesia, yaitu Baby's breathe, lucu banget bunganya! Dan harganya cukup mahal karena demand-nya tinggi, yaitu Rp 20.000/ons
Pembibitan bunga krisan |
Sering lihat daun ini di bouquet bunga, baru tahu namanya daun Smillax |
Berfoto di Greenhouse bunga Baby's Breathe |
Travelling
kali ini memang bukan hanya sekadar mengisi waktu luang, tapi aku juga jadi
belajar bagaimana memulai bisnis bunga potong dan komoditas pertanian
lainnya. Karena aku punya
cita-cita untuk jadi florist dan punya perkebunan bunga sendiri.
Sedikit cerita, awalnya aku memilih magang di sini karena ingin tahu soal budidaya tanaman bunga dan ngga tahu siapa pemiliknya. Setelah aku datang ke Batu, aku bertemu dengan bu Luki yang ternyata adalah pemilik CV Arjuna Flora. Beliau merupakan arsitek namun sejak krisis moneter dan kembali ke kampung halaman meneruskan usaha keluarga, dan sekarang CV Arjuna Flora sudah bisa bekerja sama dengan dalam kegiatan ekspor-impor tanaman bunga ke dan dari Jepang. Keren banget! Ini yang membuat aku semangat untuk memulai usaha pertanian, karena selain prospeknya menguntungkan, juga dapat membantu perekonomian petani kecil di sekitar kita.
New friends!
Di kegiatan magang ini, aku juga bertemu dengan
teman-teman mahasiswa dan exchange
participants lainnya, salah satunya ada yang berasal dari Zimbabwe.
Namanya Nigel, dan kami hanya bertemu sekali saat gathering. Dengan Nigel kami
berbagi apa saja yang kami ketahui tentang kondisi pertanian di Indonesia dan
Zimbabwe.
Selama di Batu dan Malang, aku nggak hanya kerja karena
setiap akhir pekan kami libur magang dan pergi ke Malang, mengunjungi wahana
dan tempat-tempat wisata. Ternyata di Malang banyak sekali tempat wisata dari mulai
theme park, wisata alam. Butuh waktu lama dan harus nabung dulu sih buat
menjajal satu per satu tempat wisata di Malang.
Tempat yang aku kunjungi yaitu Kampung Jodipan, yang gak
afdol rasanya kalau ke Malang tapi gak ke Jodipan. Eye catching banget dan
instaworthy sih hehe. Ternyata Kampung Wisata Jodipan ini hasil proyek
mahasiswa dan perusahaan cat loh, kreatif banget mereka bisa menumbuhkan
pariwisata dan meningkatkan ekonomi warga. Patut dicontoh nih!
Kampung Wisata Jodipan, selalu ramai apalagi weekend |
Selanjutnya aku ke Malang Night Spectacular. MNS ini adalah
theme park yang cukup lengkap dan semua pengunjung dari anak-anak sampai dewasa
bisa main di sini. Ada wahana, open air cinema, dan banyak spot-spot yang bagus
untuk foto-foto. Sebelum masuk MNS aku lupa belum ambil cash buat tiket masuk, tapi ada Jenius sang penyelamat jadi
bisa beli tiket dengan kartu debit tanpa kepotong admin fee :)
Nonton
Konser
Akhirnya kegiatan magang berakhir tanggal 15, dan temanku
yang dari luar kota pulang tanggal 16. Tapiii aku kehabisan tiket untuk tanggal
16 *cry*. Sebetulnya masih ada sih tiket Eksekutif, tapi trip kali ini judulnya
Trip Hemat, pokoknya harus ekonomis haha. Jadi hari itu aku pesan tiket pulang
dan hanya kelas Bisnis yang tersisa. Buru-buru deh aku booking tiketnya, eh
tapi saldo aktif di Jenius
udah habis *cry again*. Tapiii ternyata uang yang ada di Flexi Saver bisa
kita tarik kapan aja kita butuh, apalagi dalam keadaan mendesak seperti ini.
Gila sih Jenius memang jenius! Live savior banget!
Karena kehabisan tiket kereta di tanggal 16, aku harus stay
di Malang dan tinggal di tempat kost teman magang. Kebetulan banget hari itu
ada event musik dan tebak siapa yang tampil? Efek Rumah Kaca! Udah lama pengen
nonton band keren satu ini. Travelling kali ini bener-bener worth it!
Dua minggu bersama, kami merasa sudah seperti keluarga.
Bahkan kami nangis waktu berpisah untuk pulang ke tempat asal masing-masing.
Trip kali ini memang berkesan, bukan hanya ilmu yang aku dapat, tapi keluarga
baru! Dan Jenius jadi pelengkap perjalananku kali ini, memudahkan transaksi
apapun. Thanks to Jenius and whoever made Jenius!
Efek Rumah Kaca on stage |
Setelah aku
pulang ke kota asal, aku
bersyukur banget bisa dapet insight baru dan meaningful di trip kali ini.
Setiap perjalanan memang akan ngasih kita pembelajaran baru, dalam hal apapun. Apalagi setelah menetap di Batu dan Malang dan beraktivitas layaknya petani, semakin membuka pandangan untuk menghargai proses bertani. Dan niatku untuk mengembangkan pertanian di Indonesia semakin kuat setelah perjalananku ke Batu dan Malang. Makanya aku gak mau berhenti untuk terus eksplor Indonesia. So, dari sekarang aku udah mulai nabung di fitur Dream Saver Jenius agar budget liburanku nggak tercampur dengan kebutuhan finansial lainnya.
Comments
Post a Comment